Tugas Diary Blog #13


Nama : Erni Wulandari
NIM   : 18413241030
Prodi : Pendidikan Sosiologi 2018 A

ANDHAP ASOR

payung rusak




  Hiii. Bertemu lagi di diary online aku. Halo guys! Semangat ya. Tetap semangat untuk mengerjakan segala aktivitas di rumah ya hehehe. Oiya kali ini aku akan membahas mengenai cerita aku dan adikku saat berjualan online, ceritanya cukup panjang dan menarik hehehe. Oiya kemarin aku lupa ngasih tau kalau aku berjualan dengan adikku dan mengirimkan barangnya juga ditemani adikku.
  Singkat cerita, aku berjualan hanya dua hari saja karena menurutku itu sangat melelahkan hehehe. Selanjutnya hari ketiga dilanjutkan dengan adikku beserta temannya. Mereka berjualan pizza dengan system COD pula. Nah saat mengantarkan pizza ke rumah pembeli dan kebetulan juga itu saat keadaan hujan deras dan angina. Karena masih ada tanggungan pizza yang harus diantar sehingga adikku meminjam payung di rumah pembeli tersebut dan sudah meminta ijin kepada ibu serta anaknya meskipun payung tersebut rusak. Merasa sudah aman dengan payung, mereka langsung mengantarkan pizza ke pembeli lainnya hingga malam hari. Oiya mulai COD sehabis jam 4 sore. Karena sudah malam, adikku memutuskan untuk mengambalikannya keesokkan harinya dan langsung menghubungi pemilik payung tersebut yang sekaligus sebagai pembeli.
  Saat keesokkan harinya, ternyata di rumah tidak ada kendaraan dan menghubungi kembali pemilik bahwa tidak bisa hari itu dan akan mengembalikan payung tersebut keesokan harinya lagi. Namun ternyata suami pemilik payung tidak terima dan harus mengembalikannya segera. Adikku mengatakan bahwa ia akan mengembalikan keesokan harinya lagi.
Keesokan harinya setelah dua hari sejak peminjaman, adik saya mengembalikan payung bersama temannya yang lain berbeda dengan orang yang menemani saat COD pizza. Adikku bertemu dengan bapak pemilik payung dan anaknya, saat mengembalikan adikku pun sudah mengucapkan terimakasih. Namun ia lupa berkata bahwa payung yang ia gunakan rusak karena adikku berpikir bahwa pemilik mengetahui akan hal tersebut. Saat adikku hendak pamit pulang, ternyata bapaknya tersebut membuka payung dan melihat bahwa payung tersebut sudah rusak dikarenakan ulah adikku dan temannya. Karena tidak terima, ia membanting payung tersebut dan membuat takut adikku, sehingga adikku pulang. Nah, konflik dimulai pada saat ini.
  Di rumah, adikku di WA oleh nomer bapak pemilik payung tersebut dan meminta pertanggungjawaban. Adikku sudah menjelaskan bahwa payung tersebut sudah rusak sejak dipinjamkan. Karena tidak merasa merusakkan payung tersebut akhirnya adikku menghiraukan pesan dan telpon dari nomer tersebut. Ya karena mikirnya adikku, itu bukan karena dia yang merusakkan. Ternyata, bapak tersebut tidak habis akal, dia juga mengirimkan pesan ke  mbak reseller pizza. Kenapa bisa kenal mbak reseller pizzaku, ternyata yang nyaranin adikku untuk mengirimkan pizza ke pemilik payung tersebut adalah mbak relesser pizza karena pemilik payung menguhungi mbak reseller pizza namun tidak bisa mengantarkannya sehingga dioper ke adikku. Jadi bapaknya ini menganggap bahwa adikku adalah orang suruhan mbak reseller pizza. Bapaknya ini juga mengancam mbak reseller pizza akan memviralkan usaha dagangnya ke media sosial karena memiliki orang suruhan yang tidak bertanggungjawab. Bapak tersebut terus meneror dengan pesan dan telpon terus menerus mbak reseller, agar adikku bertanggung jawab Merasa tidak menyuruh adikku untuk meminjamkan payung ke orang tersebut, mbak reseller hanya bisa menjembatani masalah tersebut antara adikku dengan bapaknya. Akhirnya, mbak reseller pizza menguhungiku dan memintaku untuk memberitahukan kepada adikku untuk bertanggungjawab dan mbak reseller pizza memberikan nomer WA ku kepada bapak tersebut.
  Yak, gantian aku yang diberondong hhehehe. Bapaknya meminta untuk bertanggungjawab atas kerusakan payung tersebut. Setelah mendengarkan cerita dari sudut pandang adikku yang merasa tidak merusakkan payung adikku, adikku merasa bahwa bapak tersebut hanya ingin meminta payung baru atau uang ganti. Bapaknya terus menguhungiku untuk meminta pertanggungjawaban atas ulah adikku, dan aku menjawab siap bertanggungjawab untuk membelikan yang baru atau ganti uang rugi. Ternyata bapaknya hanya meminta diperbaiki saja payung tersebut. Nah, yang aku bingungkan kenapa harus meneror orang lain, jika yang diminta hanya diperbaiki payungnya. Karena aku tidak tau tempat untuk memperbaiki payung, akhirnya aku berkata untuk menganti uang ganti rugi saja dan mengantarkannya ke orang tersebut ke esokkannya.
  Sampai di sana, aku dan adikku menunggu di luar rumah karena rumahnya dijadikan took jadi aku menunggu pelanggan selesai. Kemudian aku masuk dan memperkenalkan diriku dan akan mempertanggungjawabkan. Saat pertama bertemu, dalam hatiku memang ada ketakutan karena dari raut mukanya memang galak hhehe. Tapi ternyata aku disuruh duduk di dalam toko, namun adikku di luar saja. Setelah berbincang dari sudut padang dari bapaknya, ternyata bapaknya ini tidak meminta ganti rugi uang atau dibelikan payung baru, melainkan cara adikku yang tidak sesuai dnegan unggah ungguh masyarakat Jogja yaitu andhap asor. Menurut bapaknya adikku lancing tidak meminta ijin pinjam ke bapak tersebut dan saat mengembalikan tidak berkata bahwa payung itu rusak, serta tidak meminta maaf kepada pamilik payung. Kata bapaknya, ketika meminjam barang haruslah kulo numun dan matur nuwun. Namun, cara adikku meminjam dan mengembalikan dnegan caranya tidak sesuai apa yang diharapkan oleh Bapaknya, sehingga Bapaknya ini emosi. Sempat dalam hati ingin menanyakan mengapa di WA bapak ini meminta pertanggungjawaban atas payungnya yang rusak, namun saat bertemu mempermasalahkan unggah ungguh. Dan mengapa tidak sejak awal tidak langsung bilang ke adikku atas perilakunya bukan malah meneror orang lain. Tapi aku tahan, tidak aku ucapkan karena akan mepekeruh suasana hehehe.
Bapaknya berkata kepada mengenai andhap asor. Jadi andhap asor adalah  rendah hati. Yang bertujuan untuk menghormati dan menghargai sesamanya. Masyrakat Jogja identic dengan sikap ini namun menurut Bapaknya adikku tidak menerapkan sifat ini. Aku hanya bisa meresapi kata kata Bapaknya da nada benarnya juga, mungkin adikku lupa akan hal tersebut. Banyak sekali hal yang ingin aku tanyakan kepada Bapaknya mengenai alasan harus mempermasalahan paying rusak dan meneror hingga ingin memviralkan orang ke media sosial. Tapi yaudah lah, daripada mempermanjang masalah.
  Aku meminta maaf atas perilaku yang dilakukan oleh adikku dan aku juga berterimakasih kepada Bapaknya untuk telah mengingatkan sifat adhap asor kepadaku dan adikku walaupun di rumah kami juga selalu diingatkan orang tua untuk andhap asor. Mungkin caranya penyampaian dan penerimaannya berbeda. Setelah pulang dari rumah Bapaknya aku kemudian membahsnya dengan adikku mengenai masalah unggah ungguh. Dan akhirnya masalah selesai, Alhamdulillah.

  Jadi guys, bagi kalian semua jangan lupa ya tetap berperilaku baik ke semua orang meskipun orang lain menanggapinya berbeda. Tetap lakukan unggah ungguh yang mencerminkan masyarakat Jawa maupun masyarakat Indonesia. So, itu dulu cerita yang dapat aku bagikan. Semoga bermanfaat see ya! J

di unduh dari https://pidjar.com/wp-content/uploads/2018/09/kata-mutiara-bijak-bahasa-jawa.jpg



Comments

Popular Posts