MY TRIP DIARY "KKL CUY"

NB : Untuk memenuhi Tugas KKL Pendidikan Sosiologi 2018 UNY


Awalnya Tidak Mau, namun Akhirnya Menyadari itu Pengalaman Berharga

Nama : Erni Wulandari
NIM : 18413241030
Prodi : Pendidikan Sosiologi 2018 A

Dear diary netku. Aku, Erni mengikuti KKL wajib prodi Pendidikan Sosiologi angkatan 2018 di Kabupaten Malang Jawa Timur dari tanggal 13 Januari 2020 sampai 16 Januari 2020. Awalnya aku berpikir bahwa KKL ini akan memberatkanku karena dilakukan saat liburan semester dan tugasnya cukup banyak. Itu sangat menyita waktu liburanku. Huhuhu.
Aku berangkat dari rumah ke kampus sekitar jam 06.40 dengan naik gojek. Aku bawa satu tas besar, satu tas jinjing, dan almamaterku aku bawa. Aku pamitan dengan ibuku, dan dia berkata untuk hati-hati. Di perjalanan menuju kampus, aku udah perpikiran tentang ketidaknyamanan saat di dalam bis. Takut kalo mabuk perjalanan gitu. Sampai di kampus sekitar jam 6 lebih dikit. Ketemu dengan temen-temen sudah banyak yang datang. Lihat bus yang ingin kami naiki, membuat aku pusing tapi aku selalu mengalihkan pikiranku itu ke lainnya. Selang beberapa menit aku kebelet buang air besar dan kecil. Aku ajak temenku untuk menemaniku ke wc rektorat. Dari wc kita menaruh barang-barang ke bagasi bus. Tas besarku aku taruh di bagasi dan tas jinjingku aku bawa. Sampai jam setengah 7 ternayata belum ada briefing sebelum berangkat. Kami menunggu teman-teman yang belum berangkat. Ini sangat menyita waktu.

Akhirnya, kita melakukan briefing sekitar jam 7 dan meninggalkan kampus. Aku duduk bersama Arien. Ingat-ingat ya nama Arien. Aku berniat untuk langsung tidur. Beneran aku tidur sebentar biar gak mual. Baru sampai Klaten sekitar jam 9 aku udah kebelet pipis. Bis kami berhenti di SPBU sekitar Klaten. Habis itu kita melanjutkan perjalanan. Masuk Tol di daerah Klaten, aku kebelet pipis lagi. Sampe berhenti di rest area tiga kali, aku selalu mampir ke wc. Nah, sampai di restoran daerah Kota Batu kita berhenti untuk makan siang dan sholat. Aku mampir ke wc lagi dua kali di restoran itu.
Sekitar jam setengah 4 kita berganti kendaraan. Kita menggunakan shuttle ke Desa Ngadas. Di perjalanan menuju Desa Ngadas, aku tidur dan kadang cerita konyol dengan teman-teman. Sampai aku dikatain saudara Bekatan dan disuruh pindah shuttle. Hahaha. Aku pikir itu tidak masalah, mengingat untuk menghilangkan pusingku. Selang beberapa jam shuttle berhenti di tempat semacam istirahatan, dan lagi-lagi aku mampir ke wc untuk buang air kecil. Lanjut perjalanan lagi, kami disuguhi pemandangan yang luar biasa. Pohon-pohon menjulang tinggi. Tebing-tebing banyak dibuat terasering untuk bercocok tanam. Benar-benar itu pemandangan yang bagus banget. Namun, rada menakutkan ketika melaju di rute yang berbelok-belok dan menanjak. kanan-kiri kami jurang dan hanya satu jalur itu. menegangkan saat berada dalam situasi itu.
Sampai di Desa Ngadas tersebut, kami disambut oleh anak-anak Desa Ngadas. Mereka lucu-lucu dan memberikan senyuman serta melambaikan kepada kami. Kami turun dari shuttle di dekat Balai Desa Ngadas. Ketika keluar dari Shuttle suhu dingin aku rasakan. Benar-benar dingin. Aku hanya memakai almamater. Teman-temanku memakai jaket. Mereka heran kenapa aku hanya pakai almamater? Ya karna aku ga bawa jaket. Aku sengaja gak bawa jaket, karena hanya memenuhi tasku saja. Aku kira almamaterku cukup untuk melindungiku dari suhu dingin. Tapi ternyata tidak. Aku merasakan kedinginan.
gambar 1. Pertama kali menginjakkan kaki di Desa Ngadas 

Kami briefing lagi untuk pembagian rumah. Kelompokku  yang terdiri dari Zakia, Wuri, Devanti, dan Aku, ternyata dijadikan satu rumah dengan kelompoknya Arien yaitu ada Alya, Rini, dan Reni. Kami berdelapan diarahkan oleh Mas Ferry yaitu anak dari pemilik rumah yang akan kami tinggali. Kami disambut hangat oleh Ibu Sukarmi dan menyuruh untuk istirahat. Karena itu bertepatan dengan adzan Magrib, aku langsung sholat dan pertama kalinya menyentuh air di Desa Ngadas. Benar-benar dingin. Bahkan lantainya pun ikut dingin. Tanganku merasa kaku dan mati rasa saat menyentuh air.
Selesai kami sholat, ibu Sukarmi dan bapak Sutarjo mengajak kami ke dapur untuk menghangatkan tubuh. Dapur mereka sudah modern, mereka menggunakan kompor gas. Di situ sudah berkumpul ibu Sukarmi, bapak Sutarjo,  Mas Ferry, dan kedua anaknya laki-lakinya. Terdapat api-api yang berguna untuk mengahatkan kami. Kekeluargaan di sini sangat erat. Kami berbincang banyak tentang keluarganya dan tentang masayrakat Desa Ngadas yang unik. Mereka semua sangat ramah dan baik. Sekitar jam 7 malam, kami disuruh makan malam. Ibu Sukarmi telah menyiapkan makanan untuk kami.
Gambar 2. Api-Api yang digunakan untuk menghangatkan tubuh

Aku yang mengawali untuk makan. Tapi aku penasaran dengan olahan daging kotak seperti hati ayam atau sapi. Aku makan sedikit itu. Alya kemudian Tanya sama ibu Sukarmi apa itu. Darah sapi atau saren kata ibu. Aku kaget dan melihat teman-teman. Situasi tersebut membuat awkward momen. Bingung antara mau makan atau tidak. Kalau makan itu haram, kalau gak dimakan enggak enak sama ibunya. Akhirnya aku Cuma makan dikit. Waktu makan kita ngobrol kembali, aku juga Tanya kain apa yang digunakan ibu Sukarmi itu Kaweng ciri khas perempuan Desa Ngadas.
Oiya jam setengah 8 malam kita harus berkumpul di Balai Desa untuk FGD (forum group discussion) dengan Pak Kepala Desa Ngadas dan Pak Dukun. Sebelumnya kita dibekali kaweng oleh Bu Sukarmi benar saja sampai di Balai Desa, kelompok kami menjadi pusat perhatian karena sudah memakai kaweng ciri khas desa Ngadas, sampai Pak Kepala Desa menunjuk temenku untuk berdiri dan memperlihatkan kaweng. Pakai kaweng ini sangat membantuku dalam menghangatkan tubuh, yang hanya pakai almamater. Di balai desa tersebut, pak kades dan pak dukun menjelaskan banyak sekali mengenai tradisi, adat istiadat, kebiasaan masyarakat Desa Ngadas. Menjawab pertanyaan teman-temanku yang penasaran dengan Desa Ngadas. Di sini aku baru tau, ternyata Desa Ngadas adalah desa tertinggi kedua setelah Dieng yaitu pada ketinggian 2.150m di tas permukaan laut. Dan aku sengaja gak bawa jaket karena aku pikir Desa Ngadas berada di daratan rendah seperti rumahku. Pantes saja teman-temanku heran denganku karena tidak pakai jaket. Aku gak tau ternyata di ­e-book yang dikirimi CSHoliday sudah dikasih tau kalau Desa Ngadas berada di 2.150m di atas permukaan laut, aku gak baca tulisan itu. Heuww. Selesai acara sekitar jam 10, kami pun tak lupa foto bersama dengan pak kades dan pak dukun. Kelompokku serumah pun juga berfoto dengan pak kades dan pak dukun yang tentunya kami pakai kaweng.
Gambar 1. Kami berfoto dengan Kades Ngadas dan Pak Dukun, kami menggunakan Kaweng


Kami pulang sekitar jam setengah 11. Aku tidak langsung tidur, aku ke dapur, melihat ibu Sukarmi sedang membuat perkedel untuk acara Galungan dan Barikan besok pagi jam 9. Aku ingin membantu tapi ibu bilang tidak usah. Teman-teman yang lain juga ikut ke dapur. Kita kembali mengobrol yang ditemani oleh api-api. Jam 11 kami siap-siap tidur. Aku cuci muka dan sikat gigi, airnya nambah dingin karena suhu malam hari mencapai 15derajat. Aku tidur dengan Wuri di kamar yang lainnya tidur di kamar sebelah. Tidur dengan mengenakan almamater lagi dan selimut tebal yang diberikan oleh ibu Sukarmi.
Aku bangun sekitar jam 5 pagi. Langsung ke kamar mandi untuk buang air kecil dan wudhu. Lagi-lagi tanganku kaku karena dingin sekali air itu. Setelah sholat aku bersih-bersih kamar, dan ibu Sukarmi menyuruh kami untuk melihat pemandangan Gunung Semeru di rooftop. MasyaAllah, pemandangan yang luar biasa, tidak pernah aku melihat pemandangan seperti itu. Itu sangat keren, di kelilingi oleh lading dan bukit-bukit hijau. Sangat segar udara saat itu meskipun hawa masih dingin sekali. Dan aku hanya memakai almamater. 
Gambar 4. Almamater kesayanganku

Aku diajak ibu untuk membeli sayuran di Pasar. Pasar tersebut tidak seperti umumnya. Penjual datang di tempat lokasi seperti biasa dengan menggunakan mobil pick-up dan pedangan lainnya membawa sambil dipangkul. Warga kemudian mengerumuni penjual, aku mengamati dan memfoto. Mereka sangat akrab dan rukun. Hamper semua dari warga memakai kaweng utnuk perempuan dan sarung untuk laki-laki. Aku pun tak tertinggalan juga untuk memakai kaweng. Setiap warga saling sapa, aku pun juga disapa oleh beberapa warga. Pada ketika aku disapa oleh salah satu warga, aku membalasnya dengan senyuman dan membungkukkan badan karena aku terlalu mundur, kakiku masuk ke selokan kecil. Aku terjatuh di situ dan aku hanya tertawa kecil, malu karena menjadi perhatian warga. Hehehe.
Gambar 5. Pasar Desa Ngadas yang unik
Sampai di rumah, aku dan teman-temanku bergantian membantu ibu memasak. Kami hanya membantu mengoreng perkedel. Awalnya hanya aku dan Alya yang memasak, tapi akhirnya kita bergantian memasak. Sebenarnya aku tidak ahli memasak. Alhasil, masak perkedel yang aku sendiri hancur. Teman-temanku menerwatakanku dan aku meminta maaf sama ibuk. Saat gentian sama temanku, aku dan yang lain mampir ke rumah ibunya ibu sukarmi yang masih sederhana. Ya benar saja, di dalam rumah yang bangunanya terbuat dari kayu itu masih ada pawon. Aku melihat sendiri ada tungku dan meja yang tidak boleh melewati di tengahnya. Menurut mereka, di situ ada penunggunya, jadi harus menghormatinya.
Jam 9 pagi pas, aku dan teman-teman diajak ibu Sukarmi untuk datang di acara Balungan dan Barikan di rumah Pak Kades. Wow, sudah banyak masyarakat yang berkumpul membawa makanan. Acara ini bertujuan untuk perayaan tradisi untuk nylameti atas gempa bumi, gerhana matahari, banjir, dll. Kemudian sebagian makanan itu disisihkan untuk ditinggalkan di rumah Pak Kades yang sebagaian lagi di bawa pulang. Yang boleh mengantar makanan itu hanya anak perempuan, tidak laki-laki. Karena ibu Sukarmi tidak punya anak perempuan, jadi hanya Ibu Sukarmi sendiri yang bawa. Setelah makanan mereka terkumpul di depan rumah Pak Kades. Acara dimulai. Tumpeng dan makanan itu didoakan. Di situ ada Pak Kades, Mbah Dukun, dan yang lain.

Gambar 6. Acara Tradisi Balungan dan Barikan Desa Ngadas

Acara selesai, aku dan teman-teman berfoto ria dengan Ibu Sukarmi di rumahnya. Karena masih ada waktu senggang, kami meminta ijin sama Ibu Sukarmi untuk jalan-jalan keliling desa. Yap, ibu mengijinkannya, namun harus diingat, kami tidak boleh masuk ke tempat sanggar yang dikeramatkan itu. Oke deh bu, kami laksanakan. Kami benar-benar melihat lereng bukit yang indah dan pemandangan hijau. Terasering yang di tata rapi, pohon-pohon menjulang tinggi. Tak lupa kita juga melewati TK yang depan langsung jurang. Takjub memang sama mereka. Selesai jalan-jalan kami pulang, cukup melelahkan jalan-jalan sedesa. Hahahaha. Kami pulang ke rumah, istirahat sejenak sambil berbincang-bincang dan merapikan barang-barang kami karena sehabis Dzuhur kami melanjutkan perjalanan ke Kampung Warna-Warni dan Tridi Jodipan.
Gambar 7. Pemandangan yang aku dapat sumpah keren banget

Sebelum pulang, kami diajak Ibu untuk makan siang terlebih dahulu. Terasa berbeda bagiku saat makan itu. Cukup sedih harus ebrpisah dengan Ibu Sukarmi dan keluarga. Sehabis makan, kami berbincang dengan ibu dan pamitan untuk kembali ke Balai desa. Ibu Sukarmi juga meminta kami, jika ada waktu kelak, kami diminta untuk datang lagi ke rumahnya. Sungguh baik Ibu Sukarmi dan sekeluarga. Pasti ibu, kalau ada kesempatan kami akan datang lagi ke Desa Ngadas dan bertemu ibu.
Kami semuanya di kumpulkan di Balai desa dan melanjutkan perjalanan emngendarai shuttle. Di dalam shuttle aku masih sedih karena belum bisa berpisah dengan Ibu Sukarmi. Aku memandangi bukit-bukit, lading, dan jurang yang membuatku takut. Akhirnya aku ketiduran di shuttle. Aku bangun tidur saat hamper mendekati Kampung Jodipan. Sampai di sana, cuaca mendung tapi kayaknya tidak hujan. Kami berkumpul di depan pintu masuk. Aku sudah mengira bahwa tempat ini keren. Kami masuk dan dikumpulkan di bawah tenda untuk mendengarkan Bapak RW dan pengelola kampong warna-warni Jodipan. Luar biasa perjuangan pembangunan dari kampong ini. Ide dari pembangunan kampong warna-warni berasal dari ide 8 mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan mengandeng PT Indana sebagai sponsor. Dari sesi Tanya jawab tersebut, aku dan kelompokku yang terdiri atas lima orang membagi tugas. Aku dan satu temanku bertugas untuk membuat video, seangkan yang tiga orang lainnya aku suruh suntuk berpencar mencari informasi baik wawancara maupun memfoto obyek.
Gambar 8. Kiri Kampung Warna-warni dan kanan Kampung Tridi

Selesai di kampung warna-warni kami bergeser ke kampung Tridi yang telaknya hanya bersebelahan. Memasuki Kampung Tridi, aku lewat jembatan Kaca Nganam kalau orang bilang mirip jembatan kaca di China itu, tapi dalam ukuran kecil hehehe. Lewat jembatan ukup buat adrenalin terpacu, soalnya kita kita dapat melihat langsung ke bawah lewat kaca tersebut dan transparent. Lewat pintu masuk Kampung Tridi, kami diberi souvernir. Boneka buat gantungan kunci. Lucuu, ada berbagai bentuk. Tapi aku dapat yang bentuk anak ayam. Aku dan satu temanku ini masih bersama. Kami memfoto dan memvideo untuk tugas KKL.
Gamabar 9. Landmark Kampung Tridi
Selesai dari Kampung Tridi, melanjutkan perjalanan ke restoran untuk makan malam. Aku dan Arien, mengawali untuk makan. Dari awal kalau di restoran memang aku dan Arien yang pertama wkwk. Kami makan kemudian sholat. Lanjut lagi kita ke Sekolah selamat Pagi Indonesia. Masuk halaman sekolah, kita disambut oleh tour guide yang ternyata siswa SPI. Kita disuruh naik shuttle ke tempat show. Memang cukup jauh dari parker bus ke tempat show. Kami duduk di tribun, show pun mulai. Lampu sorot yang beranekaragam, gerakan taraian mereka yang sanagat keren. Mereka menampilkan show bertemakan Indonesia, kebenarian anak-anak Indoenesia. Oiya siswa dan alaumni SPI membuat flim yang berjudul Anak Garuda yang dibintangi oleh berbagai artis papan atas. Cerita Naka Garuda ini diambil dari beberapa alumni. Jadi cerita dari flim Anak Garuda diangkat dari kisah nyata. Sehingga dalam setiap show akan disisip soundtrack film Anak Garuda demi mempromosikan film tersebut.
Gambar 10. Kami berfoto dengan siswa-siswi SPI sehabis show

Sehabis show kami diarahkan ke Hotel Transformer untuk beristirahat. Setau kami, kamar yang akan kita tempati yaitu kamar yang berada di Hotel Tranformer Center yang utama. Ternayta kamar hotel yang kita tempat berada di bawah, agak jauhan dari yang utama. Kamarku berisi delapan orang. Aku kebagian di bagian atas bersama Arien lagi dan Riri. Kenapa ada Arien terus ya ampun. Aku check in barang-barang dan mandi. Karena badanku capek, aku memutuskan untuk tidur sekitar jam 9 malam. Temanku sekamar masih mengobrol dan membersihkan badan. Saat aku kebangun jam 10 malam, ternayta hanaya ada aku saja di kamar. Hmm. Teman-teman pada keluar untuk bermain, mengobrol, dll. Aku mainan hp, etelah itu banyak yang masuk ke kamar untuk istirahat. Aku melanjutkan tidur sekitar jam setetngah 12 malam.
Pagi hari, aku bangun jam 5 pagi. Udara sangat dingin ditambah dengan air juga dingin. Habis holat, aku sholat dan mengemasi barang-barangku untuk dimasukkan ke bus. Kami sarapan di restoran SPI. Benar saja, yang mengola dan myang memasak masakan adalah siswa-siswi SPI. Maskan yang cukup leza bagi. Ditambah lagi kami sarapan di hadapkan langsung dengan sungai dan pemandangan sawah. Sarapan selesai, kami dikumpul di ruangan hall untuk mendengarkan materi yang disampaikan oleh Kepala SPI. Tidak lupa juga kami sisugihkan trailer film Anak Garuda.
Kami diajak kembalii untuk melihat show seperti tadi malam. Namun show kali ini berdurasi lebih lama. Mataku sampai tidak berkedip, takjub dengan penampilan mereka yang luarbiasa. Yang melihat show tidak hanya kami saja yang KKL, ternyata bareng dengan adek-adek SD 3 Bareng Malang. Show yang ditampilkan bertemakan  Bhineka Tunggal Eka. Mereka menampilakan beberapa tarian dari Suku di Indonesia. Selesai show, kami diajak berfoto bersama dan tidak lupa untuk meneriakkan jargon Film Anak Garuda.
        Kami dibagi ke beberapa kelompok untuk mengeliling SPI yang diarahkan oleh tour leader siswa SPI yaitu Imran. Aku masuk di kelompok dua, lagi-lagi kenapa harus sekelompok lagi dengan Arien wey. Kami sekelompok kemudian diajak kekeliling ke SPI, dengan melihat-lihat berbagai divisi yang dijalanakna oleh siswa-siswi SPI. Di SPI terdapat banyak divisi antaralain yaitu divisi Kitchen and Resto, Perhotelan, Merchandise Store, Food Production, Tour and Travel, Marketing, Engineering, dan Show.  Kami tidak mengunjungi semua divisi, namun hanya beberapa divisi saja. Hal ini dikarenakan oleh waktu yang sangat singkat. Pertama kelompokku mengunjungi Food Production, kami dijelaskan berbagai produk makanan yang dibuat oleh siswa-siswi SPI dari chocho banana, Thai Tea dan lainnya. Kedua, kita masuk ke Merchandise Store. Di dalam store tersebut banyak sekali macam-macam merchandise dari baju, bantal, hiasan dinding, hiasan kamar dan hasil food production. Lanjut kita ke MArkas Anak Garuda, di sana terdapat berbagai barang atau property  yang digunakan sebagai lokasi pembuatan film Anak Garuda.
Kemudian kelompokku diajak ke Wahana Kampung Kids yaitu dengan mengunjungi wahana mencari Harta Karun yang lokasinya bersebelahan dengan hall. Dari situ kami diajak kembali ke tempat ibadah siswa-siswi SPI. Memang pantas jika disebut dengan sekolah multikulturalirsme karena di sini ada lima bangunan tempat ibadah yaitu ada Mushola, gereja, pura, vihara… menurut Imran, siswa-siswi wajib beribadah ketika pukul 4 pagi hari. Kami menuju ke kandang kelinci, burung dara, burung puyuh, ayam, kambing, kuda, bahkan ada kolam itik. Skami menuju divisi perhotelan melewati tempat penyimpanan barang-barang untuk show. Benar-benar keren buatan mereka. Oiya di setiap kami papas an dengan siswa SPI selalu menyapa dengan kata “Selamat Pagi” itu dilakukan ketika siang, sore, dan malam juga.
Di hotel yang cukup megah, kita paparkan mengenai Hotel Transformer. Lagi-lagi yang mengelola memang dari siswa SPI sendiri. Kamu turun ke bawah melanjutkan untuk melihat ruang kelas. Runag kelas mereka tidak seperti pada umumnya. Didesain senyaman mungkin, bahkan memakai rumput imitasi dan salah satu ruang kelas ada mobil semacam jeep. Lanjut kami diajak ke bagian pertanian yang memakai cara penanaman hidroponik. Karena aku kelelahan dan benar-benar haus ditambah cuaca yang sangat panas. Aku memutuskan untuk masuk ke ruangan itu sebentar dan keluar. Merasa tidak kuat dan malu terhadap siswa SPI yang semangat.
Gambar 11. Divisi Food Production salah satu divisi yang ada di SPI

Kami tidak mengunjungi semua divisi, karena memnag udah enggak ada waktu. Kami disuruh kumpul ke hall dan berganti pakaian untuk outbound. Kami mahasiswa yang KKL sebenarnya malas untuk mengikuti outbound. Memang sejak awal pembahasan di kampus, kami beradu argumentasi mengenai outbound antara kami mahasiswa dan dosen. Dari aku sendiri memang agak males sih, tapi akhirnya juga mau ikut outbond.
        Semua siap, ternyata banayak juga teman yang tidak ikut. Tau gitu akun juga enggak ikut outbond aja. Namun ternyata yang tidak ikut outbond dicatat oleh dosen ntah untuk apa. Ternyata kelompok outbond sama seperti kelompok saat kami menggelilingi divisi di SPI. Tentunya aku sekelompokkan sama Arien lagi, Arien lagi. Kenapa gitu ya? Yaudah ikhlasin aja. Eitss, kelompokku seharusnya ada tiga cowok tapi mereka enggak ikut. Ntah alasannya apa. TAPI, tebak apa? Pak Datu, dosenku. Ikut kelompokku wey. Kami, cewek berenam dan tambah Pak Datu. Anggota kelompok kami menjadi tujuh orang. Eh, tambah Imran jadinya delapan orang. Nama kelompokku yaitu GAJAH. Kami disruh buat yel-yel. Seadanya kami buat, ya karna kita enggaka ada ide lagi. Ternyata kelompok kami dipasangkan dengan kelompok satu yaitu kelompok kambing. Jadi selama permaianan, kami akan melawan kelompok kambing. Pertama kami langsung ke area lomba seperti Ninja Warior di tv. Takut dong kami, karena jika jatuh, akan jatuh ke kolam kotor yang di bawahnya lumpur. Pak Datu mengawali permainan, dan berhasil di bebapa area. Aku urutan ketiga, dan akhirnya jatuh. Namun dalam permaianan di area ini, kelompok kami juga tolong menolong dengan kelompok lawan. Tidak ada yang menang dalam permaianan ini. Pindah ke area permainan selanjutnya. Diperjalanan, aku benar-benar kedinginan. Lanjut ke perlombaan selanjutnya yaitu mengambil telur mainan. Di sini kelompokku yang benar. Ya karena kita mainnya curang hahaha. Perlombaan sebelahnya yaitu tiup bola pingpong di atas air, sangat heboh. Menyenagkan sekali. Kelompokku kalah, padal udah curang loh. Pak Datu dan Imran pun sangat semangat dalam memenangkan kelompokku tapi ya tetep kalah meski kelompok sebelah curang, namun yang menang tetap mereka.
Gambar 12. Salah satu permainan outbond

Pindah lagi, sebenarnya perlombaan keempat ini cukup sulit. Tapi karena penjaganya hanya satu, kelompokku dan kelompok sebelah dengan mudah mencari cara untuk curang. Kami semua teriak-teriak, tertawa. Asyik, saat melihat Pak Datu melakukan kecurangan hahaha demi kemenangan kelompok kami. Terakhir di perlombaan dekat kolam pemancingan. Lombanya yaitu memasukkan air dari baju yang telah direndam di kolam ikan dan cepat-cepatan. Kali ini permainan outbond ini sangat-sangat seru. Semua tertawa, teriak-teriak dan ada yang heboh sendiri. Karena cepet-cepetan, dalam pelembaran baju sering mengenai wajah teman kelompokku. Itu yang menjadi hal konyol dalam permainan ini. Dalam permainan ini, kelompokku yang menang, karena berhasil mengumpulkan air sebanyak 2,5botol. Sedangkan kelompok sebelah hanya mengumpulkan satu botl yang tidak penuh. Aku kira udah selesai permaianannya, ternyata oleh pemandu permainan, kami seluruh anggota kelompok harus nyebur ke kolam ikan itu. Aku sih gamasalah ya walaupun sebenarnya jijik. Kami nyebur ke kolam, dan menyanyikan yel-yel kami agar dapat kembali ke lapangan. Karena tidak tahan nahan buang air kecil. Aku pipis di kolam ikan itu. Sumpah, itu pertama kalinya aku melakukan hal yang jorok bagi diriku. Pikiranku saat kami disuruh untuk nyebur ke kolam emang buat ngejalihin kita aja, bukan bagian dari permainan. Uhhh.
Kembali ke lapangan, semua kelompok disatukan dan tiba-tiba dari berbagai lubang di bawah lapangan muncul air mancur dan music DJ remix bergema. Sangat mengesankan, karena seperti colour run tapi pakai air. Ya begitulah, asyik untuk bergoyang. Namun, aku dan Arien memutuskan untuk tidak meneruskan sampai selesai karena kami ingin mandi tanpa harus mengantri yang lain. Jadi kami diam-diam keluar dari area itu lalu lari ke hall buat ambil baju dan perlengkapan mandi. Selesai mandi, ternyata hujan deras dna ada beberapa tempat di hall yang kebocoran termasuk di tempat dudukku. Aku pindah pojokan. Setelah kami berkumpul di hall ada alumni SPI yang menjadi salah satu tokoh yang ada di Film Anak Garuda yaitu Mas Wayan. Beliau menyampaikan berbagai Motivasi dan penyemangat untuk hidup sukses. Sayangnya, karena itu hujan deras jadi suaranya agak tidak terdengar. Aku pun malah sering mainan hp daripada melihat Mas Wayan. Sehabis dari SPI ini kami melanjutkan perjalanan liburan gratis masuknya saja ke Jatim Park 3. Selesai acara, SPI dan rombongan KKL berfoto bersama dan pengumuman outbond diumumkan. Tak disangaka ternayta kelompokku yang menang, yaitu GAJAH. Pak Datu maju ke depan untuk mengambil hadiah. Hadiahnya yaitu tas dari Film Anak Garuda, kemudian aku bagi ke anggota kelompokku dan memberikan kesebagaian temanku yang lain karena hadiah tas itu sangat banyak. Kami kembali ke bis untuk melanjutkan perjalanan. Kami disambut kembali yaitu salam perpisahan di depan gerbang SPI, mereka melambaikan tangan dan kami membalasnya. Heuy sungguh menyedihkan berpisah dengan adik-adik berbakat seperti mereka dan terkadang kekonyolan mereka membuat kami tertawa.
Dalam perjalanan ke Jatim Park 3, aku sudah merasakan agak pusing dan mual. Jadi aku hanya tidur di bis. Sekitar magrib sampai di Jatim Park 3, kami turun yang berpisah. Karena niatku emang gak mau masuk wahana dari awal yak arena factor uang juga sih wkwkw jadi aku dan teman-temanku hanya berkeliling dan berfoto. Akhirnya aku bisa hunfot bebas selama KKL, hanya bisa di sini. Habis dari Jatim Park 3, kami melanjtkan ke restaurant untuk makan malam dan belanja oleh-oleh. Aku pikir restorauntnya jauh, ternyata Cuma lima menit doang dari Jatim Park 3. Kami turun dari bis, dan antri makan seperti biasa. Sebelum makan malam, aku minum tolak angina karena emang udah agak pusing. Tapi kata temenku itu salah, yaudah kali ya kalau nanti perjalanan pulang mabuk ya udah wkwkw. Habis makan, aku dan teman-temanku sholat kemudian mulai belanja oleh-oleh. Sebenarnya aku gak mau beli oleh-oleh karena orang rumah ga pesen, tapi aku inget janjiku sama sepupuku untuk membelikannya oleh-oleh karena aku meminjam kopernya. Namun akhirnya aku gak pakai koper itu karena kebesaran. Udah kadung janji, yaudah aku beli oleh-oleh dikit aja hehehe. Aku lihat teman-temanku yang lainnya, banyak sekali mereka beli oleh-olehnya sampai dikerdusin. Gila.
Gambar 13. Akhirnya aku bisa foto banyak, kalau mau minta bisa DM ke instagram @erni_wlndr19

Selesai dari restaurant sekitar jam 21.30 dan melanjutkan perjalanan pulang ke Jogja. Di dalam bis, Mas TL berkata untuk tidak tidur terlebih dahulu karena bakalan ada doorprize dan bernyanyi bersama. Sebagian besar temanku emang tidak tidur dan bermain game. Tapi tidak denganku. Aku merasa mual dan pusing. Aku memutuskan untuk menempelkan koyo di keningku agar tidak pusing. Aku mencoba untuk tidur, ya meskipun tidurku enggak nyenyak karena berisik suara mereka ditambah dengan posisi tidur di dalam bis. Aku awalnya bingung untuk memposisikan badanku agar tidurnya nyenyak, tapi kadang juga pegel. Yaudahlah aku tidur sebisa mungkin. Tau-tau bis berhenti di rest area jam 23.35. Ku pikir masih jam sepuluh. Aku turun dari bis dan buang air kecil. Sejak itu, aku langsung minum antimo dan mulai tidur. Aku dah enggak tau apa-apa setelah dibangunin, ternayata sudah sampe Jalan Janti Jogja. Busyett. Cepet banget. Dan jam menunjukkan pukul tiga pagi dini hari. Setengah sadar, aku diberitau Arien ternyata dua temenku udah turun di Klaten. Karena saking nyenyak aku tidur, aku bahkan tidak tau kalau ada yang turun. Sampai di gerbang rektorat yang ditutup oleh satpam sekitar jam 03.15 pagi. Seketika itu aku ambil barang-barangku dan langsung memesan gojek untuk mengantarkan makhluk tak berdaya ini pulang ke rumah kecilnya. AKHIRNYA SAMPAI RUMAH.
Sekarang yang bikin aku ingin KKL adalah kenangan ketika bersama mereka, melakukan hal-hal yang belum pernah aku lakuin. Kenangan selama KKL yang bikin pengen ngulang lagi, tapi tidak dengan tugasnya.

Thanks sudah membaca, see you!





Comments

Popular Posts